Kontestasi Rasa Malu Versus Kehormatan

Kontestasi Rasa Malu Versus Kehormatan

Semakin Jauh Bertindak, Sadarlah!
Mahasiswa-Mahasiswa Yang Mengubah Dunia
Ditolak Tetapi Dikasihi

”Kontestasi Rasa Malu versus Kehormatan”
(2 Samuel 11-12)
Saudara pernah mendengar seorang Hamba Tuhan yang terkenal di akhir hidup/pelayanannya terungkap telah terlibat dengan kasus yang sangat memalukan?Kasus yang berkaitan dengan dosa seks/perjinahan, menghancurkan reputasi pelayanannya, berdampak sangat buruk bagi keluarga dan orang banyak? Perihal rasa malu menjadi pelajaran serius yang didajarkan Alkitab. Bacalah kita 2 Samuel pasal 11 dan 12; Raja Daud-raja yang dipilih Tuhan telah melakukan hal yang sangat memalukan; perjinahan,penipuan dan pembunuhan berencana.

Perhatikan, 2 Samuel 11-12 ditulis dengan struktur yang indah:
A1. Daud mengirim Yoab untuk mengepung Raba (11:1).
       B1. Daud tidur dengan Batsyeba, yang hamil (11:2-5)
              C1. Daud membunuh Uria (11:6-7)
                     D1. Yoab mengirimi Daud pesan (11:18-27a)
                            E.Tuhan tidak senang dengan Daud (11:27b)
                     D2. Tuhan mengirimkan utusan kepada Daud (12:1-14)
              C2. Tuhan menyerang bayinya Daud, yang meninggal (12:15-23) B2. Daud tidur dengan Batsyeba, yang hamil (12.24-25)

A2. Yoab meminta Daud untuk mengepung, menangkap Raba (12.26-31)

Perhatikan. Ini sebenarnya kisahnya Daud dan Uria orang Het, walaupun seringkali  diberi  judul  “Daud  dan  Batsyeba”. Nama  Batsyeba  sendiri hanya  disebut 2 kali (2 Samuel  11:3  dan 12:24). Matius  menulis, “Daud memperanakkan Salomo dari istri Uria”, tidak menyebut nama Batsyeba (Matius 1:6). Penulis Kitab 2 Samuel mengarahkan pembaca pada konteks “perasaan malu dan  kehormatan”  sebagai   perspektif  kolektif  yang penting saat itu. Hal yang seringkali dituliskan dalam Alkitab. Bukankah rasa malu, kehilangan muka adalah hal serius yang kita hadapi juga, yang sekarang kita pahami sebagai “dosa”?

Perhatikan, siapa Daud? Dia pribadi yang dipilih oleh Tuhan sendiri, dan layak menjadi idola. Dia memiliki kemampuan yang beragam yang sangat luas;  seorang gembala, penyanyi,  pembuat  puisi,  pahlawan  perang, seorang raja, seorang hakim, pemimpin dan penyembah. Tetapi Alkitab menceritakan    Daud    melakukan    hal    yang    sangat    memalukan, mengingkari  apa  yang  seharusnya  dilakukan  orang  dengan  hatinya Tuhan. Bahkan kita tahu hal ini dari kesaksian perasan pribadinya sendiri, yang ditulis dalam mazmur-mazmurnya (emosi yang jujur, sukacita dan sedih). Bacalah Mazmur 51.

Bacalah 2 Samuel 11:1.  Penulis kitab Samuel  menyampaikan hal yang memalukan dalam konteks budaya saat itu. Raja Daud tidak melakukan kewajibannya memimpin perang.

Bacalah 2 Samuel 11:2-4. Tersirat Daud melakukan hal yang memalukan. Apakah Daud tidak tahu hukum yang tertulis di kitab Keluaran 20:14, 178? Apakah Daud tidak tahu bahwa  Israel sebagai umat Allah,  memiliki standard hidup yang berbeda dari bangsa-bangsa  lain? Apakah Daud juga  tidak  tahu  bahwa  para  pelayan  istana melihat dan mendengar semua yang terjadi (kota saat itu sangat padat)? Tetapi Daud bertindak seperti raja-raja disekitarnya. Dia dengan otoritasnya mengambil istri dari pahlawan perangnya sendiri (2 Samuel 23:39). Apakah Saudara juga sedih dan kecewa melihat hal ini?

Bacalah 2 Samuel 11:5-8.  Paling  tidak  ada  waktu  9  bulan  sebelum Batsyeba  berkata  “Aku mengadung”. Apakah Daud  berani  menerima konsekuensi atas tindakannya,  sebagaimana orang yang  memiliki  hati Allah? Sekali lagi dia melakukan tindakan-tindakan yang memalukan. Dia memanipulasi  keadaan,  menyuap  Uria  dan  tidak  tahu  situasi medan perang.  Daud  tidak  mau  kehilangan kehormatannya,  menyelamatkan mukanya dengan tidak bertanggung jawab.

Bacalah 2 Samuel 11:9-25. Bandingkan dengan Daud, bagaimana banyak saksi di  istana melihat Uria dengan kehormatan perilakunya? Dengan tangannya sendiri, Uria  membawa  surat hukuman mati  bagi dirinya. Beberapa  tahun sebelumnya,   Saul   mau   membunuh   Daud;   tetapi sekarang dia yang menjadi pelaku pembunuhan berencana. Bukan saja membunuh Uria, tetapi juga beberapa orang lainnya (ayat 24).

Bacalah 2 Samuel 11:26-27. Daud sekali lagi memalukan,  menganggap masalah sudah  selesai; seperti apa yang dilakukan raja-raja dunia di sekitarnya. “Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN” (ayat 27).

Bacalah 2 Samuel 12. Perhatikan struktur di atas, bagaimana pasal 11 dan pasal 12 ditulis.  Bagaimana tindakan memalukan  Daud terungkap dari perspektif Tuhan? Daud bertobat,  ”Aku sudah berdosa kepada TUHAN” (ayat 13), bukan hanya kepada Uria dan istrinya, orang-orang yang ikut mati   terbunuh,  dan  bangsa   Israel.  ”Jika Tuhan dipermalukan oleh tindakan-tindakanku, maka aku hanya punya satu pilihan yaitu mengakui dosa tersebut dan bertobat”. Bacalah Mazmur 51.

Daud menanggung konsekuensi  dosa dan rasa malu itu  tetap  tinggal. Tetapi anugerah Tuhan mengatasinya, ”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).

Tuhan Yesus Kristus mengampuni dan mengasihi Saudara.

Bagikan Melalui :
0
0
error: Maaf Anda Tidak Di Izinkan !!